masuk UGD di RSI utk kesekian kalinya, anak masuk UGD. tensi menunjukkan kisaran angka 37-39. setelah dibawa ke UGD RSI a yani, tensi menunjuk angka 37. Menurut dokter jaga tidak termasuk gawat darurat. Ia menawarkan untuk di cek darah utk mengetahui apakah anak terkena DB atau tidak. Agak aneh menurut sy permintaannya karena DB kalo tdk salah baru ketahuan 10 hari kejadian, selain itu anak sudah jelas panas 39 di rumah dan tangan dan jantung gemetar, namun sy turuti sj. saya mendafatar sebagai pasien umum utk cek darah (bayar 75 ribu). Setelah itu, anak di coblos untuk diambil darah, anak menjerit kesakitan! saya segera ke laborat dan hasilnya tenggorokan ada infeksi. Maka dokter umum menawarkan untuk opname. "La tadi saya kan minta opname juga"nada saya agak tinggi. Dalam hati saya, ini nantinya kan jadi di coblos dua kali (setelah ambil sempel darah lalu untuk pasang infus).
Saya lalu urus administrasi opname BPJS. lumayan cepat karena agak sepi. Biaya laborat dikembalikan karena petugas kasir tahu kalo saya berubah status dari umum ke BPJS.
Bulan2 itu sepertinya semua rumahsakit dan puskesmas berbenah, memoles diri karena akan menghadapi akreditasi. Pelayanan di RSI A Yani tidak seperti biasanya. Perawat sangat ramah2. Saya tinggal di kamar shofa. Padahal biasanya di ruang hijir Isma'il.
Dulu di Hijr Isma'il saya berkali-kali opname disana. Perawatnya judes-judes. terutama yang senior. Semaunya sendiri. Hampir mirip dengan di RSAL, cuman di RSAL lebih keras dan ketus, bisa jadi karena watak militernya masih melekat. Jika di RSI saya bisa memilih dokter, maka di RSAL saya tidak bisa memilih dokter untuk merawat anak saya. Di RSI proses membalut infus tangan langsung diberi penyangga kayu, di RSAL tidak. DI RSAL disuntik dulu jarumnya ditangan, selang infus terlihat dlewer karena penyangga kayu baru dipasang ketika dikamar. Di RSI proses menunggu konfirmasi kamar kosong relatif cepat (1-2 jam), di RSAL saya sampai menunggu 3-4 Jam. Perawat di UGD RSI relatif "dekat" dengan balita, di RSAL seperti ketus dan kurang berpengalaman memasang infus karena seperti masih mahasiswa/dokter muda.
Di tahun 2015 an , di RSI untuk opname wajib minimal opname selama seminggu karena untuk proses klaim BPJS mensyaratkan begitu (menurut petugas penerima pasien), sama dengan RS Bhakti Rahayu di Ketintang. Di RSAL tidak mengharuskan pasien opname salama seminggu, jadi meski 4 hari pasien sudah normal, maka boleh pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar